"iniLOH" Available On Android


https://c.slashgear.com/wp-content/uploads/2011/10/available-on-android-market-iphone-like-badge.png

iniLOH AHOK, Membuka Siapa Sebenarnya AHOK? Cerita dan Foto Masa mudanya, Mau Tahu?

iniLOH akan Menampilkan seseorang yang sosoknya dicintai, dikagumi, didukung, dihujat, diomongin , dianiaya, dikasihi, dicerca, dicaci maki...

iniLOH akan Menampilkan seseorang yang sosoknya dicintai, dikagumi, didukung, dihujat, diomongin, dianiaya, dikasihi, dicerca, dicaci maki, dan lain-lain oleh semua orang yang mengenalnya dengan beragam sifat dan perilaku. 
Sosok itu adalah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang sering disapa Ahok.

yang akan iniLOH tampilkan adalah menampilkan cerita sosok AHOK dengan 2 sumber pencarian Google 10 teratas di keyword "cerita lengkap masa kecil ahok".

iniLOH akan juga menampilkan foto-foto masa muda ahok yang di search dari berbagai sumber di google images.

Berikut penampilan data yang dihimpun oleh iniLOH.

Sumber 1: 
*Note: Klik judul untuk melihat Sumber


Ini Dia Kisah Hidup Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok )

Manggar adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung, yang mendadak kesohor sejak Andrea Hirata mengangkatnya ke dalam novel tetralogi Laskar Pelangi. Nama Manggar kembali terangkat karena di sana pula Ir. Basuki Tjahaja Purnama, MM alias Zhōng Wànxié alias Ahok dilahirkan pada 29 Juni 1966.

Fakta Ahok kecil

Ahok lahir dari pasangan pernikahan dini  Indra Tjahaja Purnama (Zhong Kim Nam) dan Buniarti Ningsing (Bun Nen Caw).  Ibunya adalah contoh terbaik untuk program ASI karena bayi Ahok mendapat  ASI eksklusif dari bunya.  Itu sebabnya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahok sangat mendukung program pemberian ASI ekslusif kepada para bayi. Ia mengaku, kulkas di ruang kerjanya sering dititipi ASI oleh pegawai Pemprov yang sedang menyusui.

” Ibu saya nikah muda, lahir saya. Jadi saya minum ASI mama saya. Jadi saya nggak pernah minum susu bubuk,” papar Ahok tentang masa bayinya.

Sebagai anak sulung keluarga Kim Nam, Ahok banyak belajar hal-hal baik dari orangtuanya. Ayahnya dikenal di pulau Belitung karena kedermawanannya. Bahkan ayah Ahok mau berutang pada orang lain, untuk memberi uang kepada orang yang tengah dilanda kesulitan.

Ajaran Kim Nam yang paling ditekankan kepada Ahok adalah menjaga diri agar tidak sombong, Itu sebabnya Ahok dibesarkan  dengan pendidikan yang keras agar kemudian bisa  berguna bagi masyarakat Belitung. Kim Nam bahkan mewajibkan Ahok selalu bersalaman dengan orang yang lebih tua.

Ahok kemudian tumbuh menjadi anak yang selalu ingin tahu. Temannya semuanya anak-anak melayu dan dia bersekolah di SD negeri. Meski membaur,  Ahok masih mendapat perlakuan diskriminasi.  Pernah, Ahok dilarang menjadi penggerek bendera di sekolah ketika upacara karena warna kulitnya. Ahok kecewa, dia mengadukan hal tersebut pada ayahnya. Ahok malah diminta ayahnya bersabar.

“Akan  tiba saatnya  orang-orang  menerima kita,” kata ayah Ahok yang juga  melarang Ahok berkecil hati.  “Kamu harus tetap berusaha terus. Tak boleh dendam.”

Sebagai anak keturunan Tionghoa, Ahok pun senantiasa merayakan Tahun Baru Imlek. Saat paling berkesan tentunya saat menerima sejumlah amplop dari keluarga dan kerabatnya. Meski demikian Ahok tak pernah menghitung jumlah isi angpao yang didapatnya. Namun pada saat perayaan Imlek,  dia tidak memiliki ritual khusus untuk menyambutnya. Mekipun di rumah orangtuanya dilakukan acara sembahyang, Ahok tidak pernah mengikutinya.

Saat menyenangkan Ahok di masa kecilnya adalah ketika hari ulang tahun tiba. Di momen spesial tersebut, ibunda Ahok kerap memberikan kado istimewa berupa mie rebus dengan dua butir telur sebagai bentuk rasa syukur karena telah bertambah usia. Padahal biasanya mie rebus cukup dengan satu telur.

Ahok adalah anak yang cerdas dan selalu menjadi juara kelas. Resep Ahok adalah selalu belajar di waktu subuh. Selain itu, karena pada masa kecilnya tak ada permainan teknologi canggih, dia hanya fokus belajar dan belajar.

Meskipun demikian, Ahok masih tetap bermain seperti  anak-anak umumnya. Ahok pernah memancing bersama kawan-kawannya di daerah terlarang, dermaga PT Timah. Petugas keamanan yang galak mengejar dan meneriaki  Ahok dan kawan-kawannya,” Maling! Maling!”.  Karena terus dikejar Ahok dan kawan-kawannya nyebur ke sungai. Padahal, sungai itu banyak buayanya.

Ahok kecil juga senang bermain dengan anak-anak yang lebih tua umurnya. Efeknya, dia sudah mengenal rokok sejak bangku SD walaupun sembunyi-sembunyi. Sampai suatu hari, Ahok merokok di kamarnya.  Rokoknya kemudian terjatuh membakar kasur. Karuan orangtuanya tahu kebiasaan buruk Ahok,  sehingga orangtuanya langsung menjewer kupingnya. Sejak itulah Ahok kapok menghisap tembakau lagi.

Hobi Ahok kecil yang paling disukai  adalah mendengarkan musik dangdut dan nonton film India. Di Manggar, dangdut biasa disebut madut. Bahkan, Ahok rela naik truk terbuka demi mengajar layar tancap yang akan memutar film Rhoma Irama. Selain dangdut, Ahok juga menggemari film Bollywood yang musiknya menjadi akar musik dangdut. Ahok biasa nonton film india di bioskop kecil  yang ada di Belitung.
Perjalanan Karir Ahok ( Basuki Tjahaja Purnama )


Di Desa Gantung, Belitung Timur pak Pak Basuki menghabiskan masa kecilnya sampai beliau tamat sekolah menengah pertama. Pak Basuki kemudian hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan untuk mewujudkan cita-citanya.


Di Jakarta, Pak Basuki mengambil Jurusan Teknik Geologi di Fakultas Teknik Mineral di Universitas Trisakti. Setelah pada tahun 1989 beliau mendapatkan gelar Insinyur Geologinya, Pak Basuki pulang ke ke kampung halamannya dan mendirikan sebuah CV Panda yang bergerak pada bidang kontraktor pertambangan PT Timah.


Setelah 2 tahun itu, pak Basuki melanjutkan kuliah untuk mendapatkan gelar Magister Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya dan kemudian bernaung di bawah PT Simaxindo Primadaya dan mengemban jabatan sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek.


Setelah menjadi mantan gubernur Belitung, beliau mendirikan PT Nurindra Ekapersada dengan mengimplementasikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya. Selama bekerja merupakan awal perjalanan dari Gravel Pack Sand (GPS). Hingga kemudian beliau berhenti bekerja di PT Simaxindo dan mendirikan pabrik pengolahan pasir kuarsa pertama yang ada di Belitung dan di daerah sekitarnya.


Perusahaan yang didirikan tersebut mengadopsi dan mengadaptasi teknologi dari Amerika Serikat dan Jerman. Bersamaan dengan perkembangan pabrik yang didirikannya tersebut juga mengembangkan kawasan industri dan pelabuhan samudra yang saat ini kawasan tersebut dikenal dengan nama Kawasan Industri Air Kelik (KIAK).


Pada tahun 2004, Pak Basuki meyakinkan seorang investor Korea untuk membuat Tim Smelter atau peleburan bijih timah di KIAK, dan pada tahun itu juga beliau bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB) dan beliau diamanahkan menjabat sebagai ketua DPC PIB Kabupaten Belitung.

Pak Basuki terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Belitung saat pemilihan langsung tahun 2004. Satu tahun setelah jabatan tersebut pak Basuki menjabat sebagai Bupati Belitung Timur setelah mendapatkan 37% lebih suara rakyat masyarakat Belitung. Semasa pemerintahannya pak Basuki membebaskan biaya kesehatan seluruh warga tanpa membedakan golongan atau kasta. Namun, tanggal 22 Desember 2006 pak Basuki mengundurkan diri dan menyerahkan jabatannya kepada Khairul Effendi yang merupakan wakil bupati Belitung Timur.


Setelah itu pak Basuki mencalonkan diri menjadi Gubernur Bangka Belitung pada tahun 2007, dan pada saat itu beliau mendapatkan dukungan dari Abdurrahman Wahid yang merupakan mantan presiden RI Ke-4. Sayangnya dalam pemilihan tersebut Pak Basuki kalah dari Eko Maulana Ali. Tetapi pada tahun itu juga pak Basuki mendapatkan penghargaan sebagai Tokoh Anti Korupsi. Dan pada tahun 2008 pak Basuki kemudian meluncurkan sebuah buku yang memiliki judul "Mengubah Indonesia". Pak Basuki merupakan ayah dari anak yaitu Nicholas, Natania, dan Daud Albeenner, dan suami dari istrinya yang bernama Veronica.



Berikut ini profil lengkap pendidikan bapak Basuki T Purnama.



Pendidikan

Masa pendidikan Pak Basuki Tjahaja Purnama dari tingkat dasar yaitu :


• SDN No. 3 Gantung, Belitung Timur tahun1977

• SMP No. 1 Gantung, Belitung Timur tahun 1981

• SMA III PSKD Jakarta, 1984

• S1 Teknik Geologi di Universitas Trisakti Jakarta tahun 1990

• Jurusan Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta tahun 1994

• Kuliah di Sekolah Tinggi ( Program Pasca Sarjana Manajemen Keuangan )


Mantan gubernur Bangka Belitung Timur yang saat ini menjadi gubernur DKI Jakarta ini bukan hanya pintar dan tegas, namun juga aktif di organisasi. Beliau pernah menjabat Ketua Dewan Yayasan Sosial dan Agama di Jakarta.



Karir Sosial dan Politik Basuki Djahja Purnama


Tahun 2004 Basuki Purnama terjun ke dunia politik dan bergabung di bawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru atau PIB sebagai ketua DPC Partai PIB Kabupaten Belitung Timur. Kemudian beliau pada pemilu 2004 beliau mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan akhirnya terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode dalam satu periode yaitu tahun 2004-2009. PIB adalah partai politik yang Alm. Sjahrirlah sebagai pendirinya.


Dalam Pilkada Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2005, Pak Basuki berpasangan dengan Khairul Effendi, B.Sc. dari Partai Nasional Banteng Kemerdekaan ikut sebagai calon Bupati-Wakil Bupati Belitung Timur periode masa jabatan 2005-2010. Dengan 37,13 persen jumlah suara rakyat pasangan ini terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Belitung Timur. Pasangan Basuki-Khairul ini unggul di Kabupaten Belitung Timur yang menjadi lumbung suara Partai Bulan Bintang (PBB) pada pemilu legislatif tahun 2004 silam.


Pak Ahok kemudian mengajukan pengunduran dirinya pada 11 Desember 2006 untuk maju dalam Pilgub Bangka Belitung tahun 2007. Kemudian pada tanggal 22 Desember 2006, ia resmi menyerahkan jabatannya kepada wakilnya yaitu Khairul Effendi.


Dalam pemilihan Gubernur Babel tahun 2007 tersebut pak Basuki mengambil bagian menjadi kandidat calon Gubernur. Mantan Presiden RI K.H. Abdurrahman Wahid atau biasa di panggil Gus Dur mendukung Beliau untuk menjadi Gubernur Bangka Belitung dan ikut berkampanye untuk pak Ahok. Pak Gus Dur menyatakan "Pak Basuki sudah melaksanakan program terbaik ketika memimpin Kabupaten Belitung Timur dengan membebaskan biaya kesehatan kepada seluruh warganya" namun dalam pemilihan tersebut ia dikalahkan oleh pesaingnya yaitu Eko Maulana Ali.


Pada 2008 beliau menulis buku biografi yang memiliki judul "Mengubah Indonesia". Dan pada tahun 2012, Pak Basuki mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Joko Widodo dalam Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012. Pasangan ini mendapat 1.847.157 atau 42,60% suara rakyat  pada putaran pertama dan 2.472.130 (53,82%) suara pada putaran kedua yang mengalahkan pesaingnya Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli.



Penghargaan yang pernah diraih 


Pak pak Basuki yang terkenal dengan sikapnya yang tegas lugas dan tanpa kompromi ini telah mengantongi banyak penghargaan dari berbagai pihak di antaranya :


• Pada tanggal 1 Februari 2007Tokoh Anti Korupsi dari unsur penyelenggara negara dari Gerakan Tiga Pilar Kemitraan (Masyarakat Transparansi Indonesia, KADIN dan Kementerian  Negara Pemberdayaan Aparatur Negara). Pak Basuki dinilai berhasil menekan semangat korupsi pejabat pemerintah daerah, dengan programnya mengalihkan tunjangan bagi pejabat pemerintah untuk kepentingan rakyat yaitu untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis bagi masyarakat Belitung Timur di tahun 2006.


• 10 tokoh yang mengubah Indonesia  yaitu Tempo.


• Anugerah Seputar Indonesia (ASI) 2013 sebagai Tokoh Kontroversial.


• Gold Pin, Fordeka (Forum Demokrasi), 29 Oktober 2006.



Ada beberapa cerita menarik dalam kehidupan masa kecil pak Pak Basuki, diantaranya: Terakhir kali saat beliau pulang adalah setelah putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Beberapa saat yang lalu pria yang pernah menjabat sebagai Bupati Belitung Timur itu berkesempatan mengunjungi rumah masa kecilnya bersama teman-teman wartawan. Beliau mengatakan bahwa hari itu tidak ada berita wakil gubernur dan beliau memilih jadi tour guide saja. (Sabtu, 14 September 2013).


Dengan semangat beliau bercerita berbagai pengalaman masa kecilnya di Kecamatan Gantong, Belitung Timur. Pak Ahok bercerita, beliau senang naik sepeda motor dengan kawannya saat muda. Bahkan hampir kecelakaan akibat kebut-kebutan. Untuk menyalurkan hobinya beliau ingin ikut kejuaraan motor cross di Belitung, tetapi ibu beliau tidak mau tanda tangan surat izin ikut motor cross cuma berpesan supaya pak Basuki tidak  naik motor.


Selain itu, beliau mengaku tak terlalu senang apalagi kalau nongkrong. Dia lebih senang di sebuah hutan karena bau hutan itu enak sekali beda dari yang lain. Selain itu di hutan banyak burung yang berkeliaran. Dan yang paling penting bagi beliau kalau dikejar larinya harus belok-belok, soalnya babi cuma bisa lari luru-lurus aja..


Pak Basuki juga kerap main ke Kota Manggar yang bisa ditempuh sekitar 45 menit dengan mobil. Beliau bersama saudara-saudaranya suka membantu menjaga apotek ibunya. Tetapi ada juga alasan lain "Gadis di kota terkenal lebih cantik-cantik daripada di Gantong," ujar Pak Basuki.



Nama Lengkap : Ir. Basuki Tjahaja Purnama MM

Alias : Pak Basuki | Basuki Tjahaja | Basuki T Purnama

Pekerjaan               : Politisi & Pengusaha

Agama : Kristen

Tempat Lahir : Manggar, Bangka Belitung

Tempat, Tanggal Lahir : Belitung, 29 Juni 1966

Zobeliauc                    : Cancer

Hobby : Menulis

Warga Negara : Indonesia

Istri                             : Veronica Tan, S.T.

Anak : Nicholas (1998), Nathania (2001), Daud Albeenner (2006)

Sumber 2: 
*Note: Klik judul untuk melihat Sumber


Membuka Siapa Sebenarnya Basuki Tjahaja Purnama / Ahok

Basuki Tjahaja Purnama semakin banyak diberitakan baik di media maupun dari mulut ke mulut. Hal ini terjadi semenjak beliau menjadi wakil dari calon gubernur Joko Widodo/ Jokowi. Untuk itu inilah sekilas mengenai siapa sebenarnya Basuki Tjahaja Purnama yang biasa di panggil Ahok itu?

Akhir2 ini 3 hal yg menjadi black campaign adalah dia tionghoa, kristen, dan liberal. Untuk menjelaskan hal ini, sangat penting untuk menjelaskan trackrecord @basuki_btp. @basuki_btp dilahirkan 46 thn lalu, anak tertua dari keluarga Kim Nam, keluarga Tionghoa yg termasyhur namanya di pulau Belitung karena dermawan. Kim Nam adalah tokoh masyarakat Belitung. Pembela masyarakat miskin,bahkan mau berhutang pada org lain, untuk memberi uang pada orang susah. Kim Nam adalah nama Panggilan ayah Basuki, selayaknya Basuki dipanggil Ahok. Nama lengkapnya adalah Indera Tjahaja Purnama. Beliau sudah meninggal dunia.

Basuki dibesarkan dengan keras, dididik agar bisa kemudian berguna bagi masyarakat belitung, tidak boleh sombong, inilah yang diajarkan Kim Nam. Basuki diwajibkan untuk selalu bersalaman dengan yg tua. Meski mereka kondisinya lebih berada di banding yang lain, basuki harus bisa bergaul dengan teman-temannya. @basuki_btp tidak dididik sebagai orang Tionghoa, tapi sebagai anak indonesia dari Kampung Manggar. Kim Nam selalu tegaskan itu padanya.

Basuki tumbuh menjadi anak yang selalu ingin tahu. Temannya semuanya anak-anak melayu dan dia bersekolah di SD negeri di desa laskar pelangi. Meski membaur, bukan berarti @basuki_btp bisa lepas dari tindakan diskriminasi karena dia adalah minoritas. Hal seperti ini tetap sering terjadi. Ketika SD, Basuki pernah dilarang menjadi penggerek bendera di sekolah ketika upacara karena warna kulitnya. Basuki kecewa, dia mengadukan hal tersebut pada ayahnya. Ayahnya, menyuruh basuki bersabar. saatnya akan tiba ketika orang terima kita, kata ayahnya. Basuki dilarang untuk berkecil hati, menurut ayahnya Basuki harus tetap berusaha terus. Tak boleh dendam.

Terkait agama, basuki juga sempat tidak di perbolehkan untuk masuk kelas agama islam, meski ia sangat ingin sekali. Semua teman-temannya bisa baca Alquran, Basuki pun ingin bisa. Namun ia disuruh pulang ketika datang ke TPA untuk belajar Alquran. Tetapi Basuki tetap tumbuh dan berkembang sebagai warga Belitung. Dia fasih berbahasa Belitung. Pergaulannya tidak menganggap dia orang lain.

Basuki adalah anak yang cerdas, dia selalu menjadi juara kelas. Tahun 1977 dia bersekolah di SMP Negeri di daerah Gantung. Menyadari potensi anaknya yang cerdas dan kondisi ekonomi yang baik, Kim Nam memutuskan untuk mengirim @basuki_btp bersekolah SMA ke Jakarta. Usaha keluarga Kim Nam memang sempat down ketika basuki kecil, bahkan Ibunya sempat bekerja menjual kue. Harapan ayahnya, Basuki bisa bersekolah menjadi dokter karena di Belitung begitu banyak orang meninggal tidak mendapat akses kesehatan. Basuki bersekolah di SMA PSKD III itulah pertama kali Ia menginjak Jakarta 31 tahun lalu. @basuki_btp bukan orang baru di Jakarta.

Namun darah muda @basuki_btp memang bergolak, dia kabur kuliah dari pendidikan dokter UKI, kemudian pindah ke teknik geologi Trisakti. Waktu berlanjut sampai akhirnya Basuki menyelesaikan pendidikan S2 dan mendirikan perusahaan di Belitung. Perusahaan basuki waktu itu akhirnya terpaksa Ia tutup karena terbentur kebijakan korup pejabat. Basuki kecewa, dia akhirnya berniat mau meninggalkan negara ini untuk berkarir di luar negeri. Namun hal ini dilarang oleh ayahnya. Basuki disuruh bertahan, petuah ayahnya waktu itu. Basuki harus bersabar, kalau tidak setuju ubahlah sendiri, jangan lari. “Orang miskin jangan lawan orang kaya, orang kaya jangan lawan pejabat.” begitu kata ayahnya. Sebagus apapun orang kaya bisa menolong orang miskin, tapi yg bisa membantu mereka secara hakiki adalah pejabat melalui kebijakannya.

Namun setelah orang tuanya meninggal, Basuki baru masuk ke dunia politik. Dia memulai karir politik dari bawah dengan partai kecil. Basuki awalnya hanya anggota DPRD Belitung Timur. Namun setahun kemudian memenangkan pilkada Belitung Timur. Sejak menjadi bupati, namanya sebagai bupati mulai dikenal di tingkat nasional. Kebijakannya brilian dan Ia adalah bupati pertama beretnis Tionghoa. Karena kebijakannya sebagai bupati, @basuki_btp di daulat menjadi tokoh yg mengubah Indonesia oleh majalah Tempo. Dia letakkan hal-hal baru sebagai pejabat.

Meski hanya 1 tahun 4 bulan saja menjabat sebagai bupati Belitung, karena  harus mengundurkan diri sebagai cagub Prov. Babel, Basuki mewariskan peninggalan-peninggalan besar. @basuki_btp sukses mengasuransikan kesehatan semua warganya. Siapapun warga Beltim, tidak perlu lagi khawatir sakit, tinggal ke rumahsakit. Dia mengecek langsung semua kebutuhan masyarakat ke lapangan dan menggodok kebijakan dengan sistem yang keras terhadap birokrasinya.

Selama menjadi bupati, Basuki tidak pernah menutup kaca ketika berada di atas mobil. Dia tak menunggu warga mengulurkan tangan, dia selalu duluan mengulurkan tangannya. Namun peristiwa diskriminasi belum juga selesai meski @basuki_btp telah terpilih menjadi bupati. Masih banyak hal-hal yang tidak mengenakkan. Awal menjadi bupati, Ia dicegah untuk tidak menjadi pembina upacara. Masyarakat tidak mau hormat sama orang China, begitu isunya.

Namun @basuki_btp memaksa. Dia tidak mau diancam-ancam sebagai pemimpin. Ia tetap ngotot mau jadi pembina upacara. “Dulu ketika SD saya dilarang jadi penggerek bendera, sekarang sudah menjadi bupati masih juga tak boleh jadi pembina. Kamu tembak juga saya rela!” tukasnya.

Ketika @basuki_btp menjadi bupati, bukan masyarakat muslim yang protes dengan kebijakannya sebagai bupati. Malah umat yang seagama dengannya. Basuki dituduh tidak memperhatikan pembangunan gereja, malah mempermudah dan menyumbang pembangunan masjid2. @basuki_btp berang,menurutnya gereja tidak perlu dibantu. “Kalian saweran aja, gereja udh jadi. Kalau masjid memang harus disokong.” Jelas Basuki. Masyarakat Muslim jumlahnya 93% dan masjid butuh banyak. Gereja cuma butuh sedikit dan umat kristen lebih baik ekonominya. Selain membangun mesjid, @basuki_btp juga menaik-hajikan ustad dan ulama-ulama yang belum bergelar haji. Lebih dari 100 orang dihajikan. @basuki_btp bahkan ikut safari ramadhan ketika bulan ramadhan tiba. Meski Ia harus menunggu saja di parkiran sampai selesai.

Gubernur lah yang bolak-balik mesjid-parkiran untuk mengantarkan makanan. Tetap @basuki_btp selalu bertahan dalam safari ramadhan.

Dalam setiap kampanyenya, @basuki_btp juga tidak pernah menggunakan sembako/bagi2 duit. Dia percaya dengan kartu nama, dan nomor hp nya. Menurut @basuki_btp yang dibutuhkan rakyat adalah no. hp nya. Rakyat harus bisa menggapai dan mengakses pemimpinnya. Sebagian besar warga Belitung, mulai dari nelayan, pedagang, sampai PNS punya nomor HP Bupati. Semua hal bisa dilaporkan langsung.

Pernah ada nelayan yg melaporkan LSM yg menimbun solar subsidi di Manggar, @basuki_btp lgsung turun ke lapangan dan mengganti LSM tersebut. Ada juga pungutan liar yg dilaporkan oleh murid SMA, @basuki_btp turun dan mengusut korupsi di sekolah itu. Basuki memegang hp nya sendiri dan Ia selalu mengusahakan membantu orang yang mengeluh. Disitu Ia sadar kondisi sebenarnya dari kebijakannya. Pemimpin yang tau persis kebijakannya dirasakan rakyat atau tidak, itulah @basuki_btp. Semua bisa menggapainya.

Kampanye no HP ini tetap dipertahankan @basuki_btp di Jakarta. Yang pernah bertemu Basuki, pasti liat dia agak “sibuk” sama hp nya. Jika masih ada yang mempertanyakan Pak @basuki_btp tidak akan adil karena berlatar belakang agama minoritas. Berarti dia belum mengenal siapa Basuki.

Nah, ada yg menarik lagi. Sebagian bilang ini kelebihan, sebagian ada yg blg ini kekurangan. Yaitu, Pak @basuki_btp ini bicaranya ceplas-ceplos. Silahkan liat Youtube Pak Basuki sebagai anggota DPR. Ucapannya cepat, tegas, dan emosional. Dia org yg tak sanggup menyembunyikan kegelisahannya. Namun seringkali karena kecepatannya itu, omongan Pak Basuki sering diputarbalikkan dan dipotong-potong sehingga salah arti. Masih ingat cerita tentang ayat-ayat konstitusi kemarin? Itu hasil putarbalikkan dari tetangga kita tercinta. Jika dilihat keseluruhan maksud Pak Basuki lebih dari itu. Harus diingat Pak @basuki_btp adalah seorang nasionalis sejati. Dia mengedepankan persatuan n kepentingan nasional dan menepikan SARA.

Sebagai pejabat negara, pemimpin memang harus patuh kepada undang-undang/ ayat-ayat konstitusi. Dia harus berjalan dalam koridor hukum, harus bersih dan transparan. Karena ayat-ayat agama kedudukannya jauh lebih tinggi kedudukannya sehingga sudah seharusnya dijalankan. Kita tidak bisa memakai ayat-ayat agama dalam menjalankan hukum di negara oleh karena itu hukum konstitusi harus di tegakkan.

Inget waktu itu tim nya Foke mencoba merapat ke Ahok untuk dijadiin wakilnya. Gue blg “Aku gamau dukung bapak kalo jd wakilnya Foke”. Nono Sampono waktu itu juga merapat ke Ahok untuk dijadiin wakilnya. Karena Nono tau sekali track record Ahok kayak gimana. Namun Ahok menolak. Sebelumnya, calon Independen juga dukung Ahok maju gubernur dengan dukungan massanya. Tapi itu orang deklarasiin sendiri bareng anaknya alm.pelawak. Akhirnya ketika bertemu dengan Jokowi, Ahok merasa satu visi& track recordnya pun sama ketika di Belitung & Solo. Majulah mereka berdua. Perfect!

Oleh karena itu jangan pernah memandang sebelah mata wakilnya Jokowi ini, mereka sama-sama bagus dan egaliter. Insya Allah diamanatkan wujudkan Jakarta Baru. Untuk masalah agama, Ahok tidak pernah mempermasalahkan. Dia prioritaskan sesuatu sesuai dengan kondisi. Ahok sangat menghormati semua agama. Omongan Ahok mengenai ayat2 suci di pelintir banyak org. Mereka nggak ngerti maksud Ahok itu apa. Yang nggak diinginkan Ahok adalah, ketika seorang pejabat disuruh bayar pajak dia berlindung pada ajaran agama tertentu. Dan ketika dipenjara berlindung pada konstitusi. Maka dari itu ayat2 suci tidak bisa digabungkan dengan konstitusi.

Percaya atau tidak, Ahok gak punya mobil. KPK pun tidak percaya. Itu kenapa? Karna Ahok lebih suka menolong orang dibanding beli untuk pribadinya. Mengenai kepemimpinan Ahok di Belitung, salah satu Kyai besar disana membandingkan Ahok dengan si “pengacara” dari babel juga. Inisial Y. Kyai itu bilang “Ahok biarpun Kristen, orang-orang Belitung pada dinaikin haji. Kalo si Y yg diberangkatin hanya keluarganya. Ahok sgt cinta rakyat!”

Ahok tidak membedakan orang, timses lawan politiknya di Belitung ada yg memiliki kinerja bagus dijadikan bagian dari jajaran pemerintahannya. Teringat ketika gue ke belitung, ada seorang pendeta yang datang menemui Ahok. Intinya ingin meminta sumbangan berupa mobil. Mobil itu konon katanya dipakai untuk antar jemput jemaat. Waktu itu pembicaraan Pak Ahok dan pendeta didepan saya. Ahok langsung menolaknya. Karena yang Kristen di desa Gantung (desa Ahok) hanya sedikit dan jaraknya sempit. Kalo tiap minggu ke gereja kata Ahok masih bisa jalan kaki. Si pendeta gak terima dan marah-marah ke Ahok sambil bilang “Kamu hanya sumbangkan ke masjid-masjid saja, agamamu tidak disumbang”. Ahok jawab ; “Aku sumbangkan gereja juga, Tapi tidak banyak karena disini mayoritas lebih banyak yang memakai mesjid”. Pendeta pun pulang.

Besoknya gw dkk ijin sama Pak Ahok untuk wawancara masyarakat Belitung mengenai dia. Pak Ahok bilang “Kalau mau wawancara ditempat yang milih saya dikit. “Karna kalau kalian wawancara ditmpt saya menang, pasti baik semua”. Akhirnya kita ketempat yang sedikit pilih Ahok. Dalam perjalanan, gue berfikir pasti jelek-jelek nih yang bicara tentang Ahok. Dugaan gue melesat, semua mengakui Ahok padahal dulu gak nyoblos Ahok.

Beruntung, sekarang Jakarta dapat giliran berikutnya yang akan diubah oleh Ahok. DKI Jakarta jangan sampai hilang kesempatan emas ini. Saya ngetwit ini tidak dibayar, dikasih hadiah apalagi dijanjiin dikasih jabatan. Saya ingin negara ini berubah, keadilan sosial merata. Tiap hari bantu Ahok saya tidak dibayar, saya dkk simpati terhadap kinerjanya. Saya hanya bisa membantu dana untuk Ahok melalui jualan kemeja. Semua keuntungan saya serahkan untuk kampanye JB, walaupun capek tapi saya dkk puas menolong orang yang memang pantas ditolong. Pesan saya : Jika ada suatu kesempatan ikt serta dalam memperbaiki bangsa, buktikan! Mari wujudkan Jakarta Baru.

Penulis Fitra Elnurianda



Foto Ahok masa muda:
 *Note: Klik Gambar untuk melihat Sumber foto

https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi5urnZ2frLAhWRbY4KHRH8BagQjhwIBQ&url=http%3A%2F%2Fwww.beritateratas.com%2F2016%2F03%2F6-foto-ahok-masa-kecil-beredar-di.html&psig=AFQjCNESuFDRWyQ6FEzHxuFa8k64N9H7ag&ust=1460053658848988
https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiDmOi52frLAhXBA44KHcvxBQYQjhwIBQ&url=http%3A%2F%2Fwww.kaskus.co.id%2Fthread%2F5437276231e2e6b2688b456a%2Ffoto-masa-kecil-ahok%2F&psig=AFQjCNESuFDRWyQ6FEzHxuFa8k64N9H7ag&ust=1460053658848988https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi2jpfg3frLAhWECY4KHdBRDRAQjhwIBQ&url=http%3A%2F%2Fwww.banglaban.com%2F2016%2F03%2Finilah-foto-foto-ahok-mulai-dari-kecil.html&bvm=bv.118443451,d.c2E&psig=AFQjCNGyJyu-4PNOV069WPhhQHAX0jvv3g&ust=1460056094437592

https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi2jpfg3frLAhWECY4KHdBRDRAQjhwIBQ&url=http%3A%2F%2Fwww.banglaban.com%2F2016%2F03%2Finilah-foto-foto-ahok-mulai-dari-kecil.html&bvm=bv.118443451,d.c2E&psig=AFQjCNGyJyu-4PNOV069WPhhQHAX0jvv3g&ust=1460056094437592

https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjX07CE3PrLAhWRH44KHZQkBIQQjhwIBQ&url=http%3A%2F%2Feditor.id%2Fbaca-Ini.Lho.Rahasia.Kisah.Asmara.Ahok.Kepincut.Veronica.Tan.Baca.&bvm=bv.118443451,d.c2E&psig=AFQjCNESuFDRWyQ6FEzHxuFa8k64N9H7ag&ust=1460053658848988
 

You Might Also Like

0 komentar